Rabu, 12 April 2017

wisata terbaik batang

                               

                             DESA WISATA SILURAH

desa wisata slurah beralamatkan di kec wonotunggal batang, deasa di ujung selatan kab batang ini menyimpan keindahan yang menakjubkan, dari kuliner, tradisi, dan wisata alam salah satunya

kita disini akan mperkenalkan keindahan desa silura, dari segi wisata 

1. ARCA GANESHA

Visit Batang "an Old District Land Javanese Culture"

Anda diperbolehkan mengutip atau mengambil informasi dari blog ini dengan tetap mencantumkan alamat kami http://batanggallery.or.id
Ganesha Silurah terletak di tengah hutan diantara bukit dan sungai kecil (koordinat -7.081569,109.757944). Untuk mencapai objek dari Silurah Wonotunggal harus melewati hutan pinus yang keadaan jalannya tidak terlelu bagus dan beberapa sangat sulit dijangkau sepeda motor biasa. Motor akan berhenti di tempat parkir yang cukup untuk parkir beberapa sepeda motor. Dari parkiran sepeda motor akan dilanjutkan jalan kaki sekitar 1 km. Sebenarnya tidak terlalu jauh akan tetapi medan terlalu curam dan licin sehingga akan terasa lama.
Jika telah mendekati sungai maka ganesha tidak jauh dari sungai itu.
Arca Ganesha


Arca Ganesha
Kawasan Ganesha
Fragmen Arca

Wadah Peripih

Yoni

Batu Bulat seperti bantalan

Arca Siwa

 

2. AIR TERJIN BIDADARI 


Curug Bidadari, atau biasa disebut curug Batu Dinding Kolam Lima, karena di sekitar air terjun ini terdapat lima ceruk aliran air yang menyerupai kolam renang, yang sering digunakan untuk mandi dan berenang, mulai yang dangkal sampai yang kedalamannya belum terukur. Dan juga disisi kanan kirinya terdapat batu tebing yang tinggi menjulang.

Dan memang kelebihan dari curug ini adalah untuk berenang, karena jika dilihat dari ketinggian air terjunnya tidak begitu tinggi jika dibandingkan dengan curug-curug pada umumnya, tapi wanawisata ini memang tidak sekedar untuk dilihat pemandangannya saja, tapi untuk dinikmati kesegaran dan kejernihan airnya. Yaitu pengunjung kurang afdol kalo datang kesini tidak menikmati serunya berenang dikolam alam ini.

Secara geografis dan administratif curug ini masuk dalam wilayah Pekalongan, tepatnya di desa Purbo Jolotigo, kecamatan Talun, kabupaten Pekalongan. Karena setelah kita menyeberangi sungai, di sepanjang jalur tersebut sampai di titik air terjun, kita berada di sisi sebelah kanan sungai yang artinya kita sudah berada di wilayah kabupaten Pekalongan.
Tetapi karena pintu masuk ke lokasi wisata ini dari desa Silurah, kecamatan Wonotunggal, kabupaten Batang dan dikelola oleh warga setempat jadi curug ini lebih populer disebut curug Bidadari Batang.

Bisa dimaklumi setiap batas administrasi suatu daerah memang biasanya menggunakan sungai sebagai patok batasnya, dan air terjun memang lokasinya pasti disungai. Jadi sah-sah saja jika suatu lokasi air terjun masuk kedalam dua wilayah admisistrasi yang  berbeda.

Dan terlepas dari masalah batas wilayah, saya disini tidak untuk membahas masalah itu, tapi untuk menganjak temen-temen bertualang menikmati kesegaran berenang di curug Bidadari.

Yuukk kita mulai perjalanannya...
Untuk menuju lokasi wisata ini jika dari arah pantura jika dari barat setelah melewati kota Pekalongan, tepatnya di Perempatan Grogolan, kita ambil kanan kearah selatan menuju pasar Warung Asem.
Jika kita dari arah timur setelah sampai di alun-alun Batang kita bisa ambil kiri kearah selatan menuju pasar Warung Asem.

Dari Warung Asem kita masih lurus terus ke selatan sampai di pasar  Pandan Sari (Ndansari), dari sini kita bisa lurus via jalur Wonotunggal lewat jalan raya Bandar atau belok ke kanan via jalur Talun lewat jalur alternatif.

Di sepanjang jalan setiap persimpangan jalan banyak plang petunjuk arah jadi jangan takut tersesat alias nyasar, atau kalau ingin aman, tanyakan saja pada penduduk setempat insya'Allah semua pasti tau. Yang terpenting patokannya tujuan kita adalah desa Silurah, kecamatan Wonotunggal, kabupaten Batang.
Karena pintu masuk lokasi wisata ini dari desa Silurah.

Karena rumah saya di dukuh Kedolon, desa Jrebeng Kembang, kec. Karangdadap, kab. Pekalongan, jadi start perjalanan dimulai dari sini.

Jika kita melewati jalur Talun, kita akan menemui banyak plang petunjuk jalan, ambil ke arah Bandar.

Jika kita sudah melewati gerbang desa Sodong berarti sekitar 5km lagi kita akan sampai di desa Silurah.

Keadaan jalan dengan aspal mulus

Gerbang desa Silurah

Kalau kita sudah memasuki gerbang desa Silurah, sekitar 2 km kita akan menjumpai gang di sebelah kanan jalan, dengan gapura bertuliskan "Situs Sejarah Patung Ganesha, dan air terjun Kalirogno"
Air terjun yang tertera memang bukan curug Bidadari, tapi curug Kalirogno karena memang yang ditemukan lebih dulu curug Kalirogno.
Setelah itu kita memasuki gang tersebut sekitar 1 km dengan jalan yang agak rusak kita akan nenemui pertigaan lokasi wisata dengan papan Selamat Datang.
Jika dihitung total waktu tempuh dari pantura sampai disini, memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang (±50km/jam).


Gapura menuju lokasi wisata

Narziss duloe...

Pertigaan menuju patung Ganesha dan air terjun, disini para pengunjung dipungut tiket masuk.

Tiket masuk, harga tiket Rp 5000/motor sudah termasuk parkir dan tiket masuk untuk dua orang.

Papan selamat datang


Dari papan Selamat Datang ini kita masuk jalan berbatu menyusuri hutan pinus dan hutan kopi sekitar 10 menit. Barulah kita akan sampai di area parkir, di area parkir ini sebagai titik awal jalur setapak menuju air terjun. Disini juga terdapat warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman.


Jalan berbatu menuju area parkir

Seperti biasa, gak lupa tetep eksiZz... :p


Area parkir, foto diambil saat pertama masuk area parkir ujung timur

Deretan motor yang terparkir, foto diambil dari ujung bagian barat

Deretan motor dengan background warung-warung jajanan

Istirahat dulu di warung

Jam operasional


Dari area parkir perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan setapak yang menuruni punggunggungan. Turunan yang terjal ini jika perjalanan kembali akan menjadi tanjakan yang menguras tenaga, jadi persiapkan fisik yang fit dan sebugar mungkin.

Setelah menuruni jalur sekitar 10 menit kita akan bertemu sungai kecil. Mungkin aliran sungai ini di atasnya terdapat curug Kalirogno, tapi menurut pemikiran saya, aliran airnya saja sekecil ini, bisa kebayang bagaimana air terjunnya, jadi untuk perjalanan kali ini kami putuskan untuk menuju curug Bidadari saja.


Awal treking

Jalur setapak melintas ditengah hutan

Sungai pertama yang harus diseberangi


Setelah melewati sungai kecil, kita akan menjumpai plang petunjuk arah, antara ke kiri ke curug Kalirogno dan ke kanan ke curug Bidadari.
Dan dari plang ini juga situs bersejarah Patung Ganesha sudah terlihat.


Plang petunjuk, jika kekiri ke curug Kalirogno, jika kekanan ke curug Bidadari, nampak background patung Ganesha

Situs sejarah purbakala, patung Ganesha


Dari patung Ganesha perjalanan dilanjutkan tetap menyusuri jalan setapak melewati jalan datar lalu menyeberangi sungai besar, dan sungai inilah yang diatasnya terdapat curug Bidadari.
Jadi setelah menyeberang sungai ini, jalurnya cenderung melipir punggungan mengikuti kelok aliran sungai ini.


Sungai kedua yang harus diseberangi

Menyeberangi sungai, jika musim penghujan tentu debit airnya akan lebih besar, jadi harus hati-hati.
Setelah menyeberangi sungai ini, sebenarnya kita telah memasuki wilayah Pekalongan. 

Selfi duloe biar kekinian, BINZAH BROTHER... hehehee...

Setelah menyeberangi sungai, ada plang petunjuk arah

Keadaan hutan yg masih asri, karena sejak melewati gapura kita tidak melewati pemukiman penduduk

Jalur yang jelas dan bersih, karena banyak para pemanen bambu yang selalu membersihkan jalur jika ada ranting yang melintang dijalur.

Setelah melewati sungai kedua, jalur cenderung datar karena melipir mengikuti aliran sungai.

Tetep kompak saat berjalan, foto diambil saat perjalanan pulang

Sepanjang jalur menuju curug Bidadari vegetasi didominasi tumbuhan perkebunan, seperti karet, cengkeh, kopi dan bambu. Tapi saat kita sudah melewati hutan bambu dan sudah bertemu orang-orang yang sedang memanen bambu, itu artinya beberapa langkah lagi kita sudah sampai di curug Bidadari.
Setelah sempet ngobrol dengan para pekerja disana, bambu itu setelah dipotong langsung di rajang tipis-tipis agar mudah membawanya, dan katanya bambu tersebut akan digunakan untuk industri rumahan untuk pembuatan tampah, ceteng (tempat nasi), capeng (topi sawah) dan kerajinan-kerajinan anyaman lain.


Aktifitas pemanenan bambu


Setelah melewati tempat pemanenan bambu, kita langsung disuguhi aliran sungai yang airnya sangat jernih, nampak kehijau-hijauan dan alami.
Banyak cerukan-cerukan mirip kolam renang yang biasa digunakan untuk berenang.
Total waktu tempuh dari area parkir ke curug ini sekitar 20 menit berjalan kaki.


Cerukan pertama

Cerukan berikutnya, beberapa cerukan tidak saya foto karena saking asyiknya bermain air


Dari pertama memasuki cerukan, tidak ada jalur khusus kecuali melintas di batu dan menyeberangi cerukan tersebut, karena sepanjang aliran air ini kiri kanan terdapat dinding tebing.

Setelah melewati empat cerukan, kita akan sampai di cerukan utama yang dalamnya tak terukur (nyoba nyelem tapi kaki gak nyampe2 ke dasarnya, pokoknya dalam banget)

Dan disini bukan tempat untuk bersantai-santai dan menikmati pemandangan, jadi jangan harap kita akan disuguhi pemandangan air yang tercurah dari ketinggian belasan meter, atau angin yang terhembus dengan butir-butir air yang terhempas, atau juga suara derunya air khas air terjun pada umumnya.
Eitz... Jangan kecewa dulu, karena disini surganya buat yang hoby maen air, mandi dan berenang.
Dijamin lebih seru dan berkesan...

 Foto Keluarga besar silurah.

3.AIR TERJUN KALI ROGNO

Foto Keluarga besar silurah. 

4.WISATA ALAM RUMAH POHON KAYU BANCET

     .

 

Pesona Alam Desa Silurah; Rumah Pohon Kayu Bancet
Pesona Alam Desa Silurah; Rumah Pohon Kayu Bancet
Wonotunggal, Di kabupaten Batang saat ini banyak sekali dikembangkan wisata-wisata alam di daerah dataran tinggi. Salah satunya berada di Desa Silurah, Desa Silurah berada di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Di Desa Silurah ada destinasi wisata baru yang patut anda kunjungi bernama Rumah Pohon Kayu Bancet berada di Dukuh Batur Desa Silurah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Saat ini akses jalan menuju Desa Silurah sangatlah mudah karena sudah didukung dengan jalan yang mulus. Rumah Pohon Kayu Bancet merupakan wisata alam berupa rumah pohon kayu seperti pada umumnya namun yang menarik disini adalah akses untuk menuju area rumah pohon ini lebih ekstrim.
Rumah Pohon Kayu bancet dapat kita tempuh sangat dekat dengan balai desa Silurah yang hanya berjarak kurang lebih 600 meter. Bila anda akan menuju lokasi tersebut kita akan disuguhkan dengan pemandangan perkebunan teh di samping kiri kanan jalan. Rumah Pohon Kayu Bancet sendiri merupakan tempat wisata alam yang dibuat dan dikembangkan oleh penggerak pemuda di wilayah Dukuh Batur hasil kreatifitas pemuda yang didukung ketua RW setempat.
Amir, penggerak pemuda dukuh Batur menerangkan bahwa “Dalam pembuatan Rumah Pohon Kayu Bancet ini menghabiskan dana sekitar 6 juta yang seluruhnya berasal dari iuran para pemuda dukuh batur”. Eko, salah satu pengelola Rumah Pohon Kayu Bancet ini menambahkan “Dalam pengembangan wisata dukuh batur ini pihaknya kesulitan terkait pendanaan namun ada tawaran dari dukuh lain tetapi pemuda dukuh batur sendiri enggan untuk menerima karena ingin dikelola sendiri dulu dan rumah pohon ini berada diatas lahan milik perhutani namun sudah mendapat ijin dari dinas terkait.” Imbuhnya.
Pesona Alam Desa Silurah; Rumah Pohon Kayu Bancet
Pesona Alam Desa Silurah; Rumah Pohon Kayu Bancet
Bagi anda yang akan berkunjung di Rumah Pohon Kayu Bancet ini tidak perlu kawatir untuk soal keamanan karena Rumah Pohon Kayu Bancet ini yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter aman untuk dinaiki 8 hingga 10 orang. Diatas rumah pohon kayu ini akan disuguhkan pesona alam yang menawan yang masih asli serta asri dan sejuk. Dari atas kita akan bisa melihat perkebunan teh pagilaran dan desa tombo Bandar. Untuk masuk ke lokasi wisata alam mini anda cukup membayar parkir sebesar 2000 rupiah karena memang belum ada tiket resmi di lokasi wisata alam tersebut.
Hingga kami melakukan penulusuran Rumah Pohon Kayu Bancet sudah 75% dalam pengerjaannya. Harapannya di akhir bulan maret ini sudah sepenuhnya jadi dan bisa segera dibuka untuk umum dan menjadi lokasi wisata alam yang sejuk dan asri bagi masyarakat Batang dan sekitarnya. (Dezta)

dan masih banyak lagi

2 komentar: